Widget HTML #1

Malaysia Terbang, Indonesia Terpuruk: Kesenjangan Internet ASEAN Makin Lebar?

 



Malaysia Terbang, Indonesia Terpuruk: Kesenjangan Internet ASEAN Makin Lebar?

Mimedia.biz.id Kecepatan internet menjadi indikator kemajuan digital sebuah negara. Di tengah maraknya transformasi digital di Asia Tenggara, Malaysia justru melesat dengan kecepatan internet tercepat di ASEAN, sementara Indonesia masih terseok-seok di posisi bawah.

Apakah Indonesia sedang tertinggal dalam perlombaan konektivitas digital regional? Atau justru ini menjadi alarm untuk segera berbenah?

Malaysia Melaju, Indonesia Jalan di Tempat

Data terbaru dari Speedtest Global Index per April 2025 menunjukkan hasil yang mencolok:

  • Malaysia mencatatkan kecepatan fixed broadband hingga 144,5 Mbps,

  • Sementara Indonesia hanya mampu mencapai 27,3 Mbps.

Perbedaan ini menempatkan Malaysia di posisi puncak kawasan ASEAN, sementara Indonesia hanya lebih cepat sedikit dari Myanmar.

“Gap ini bukan lagi soal akses, tapi soal kualitas dan pemerataan. Internet cepat hanya jadi milik segelintir kota besar,” ungkap Fahmi Kusnandar, analis digital dari Digital Reach Asia.

Siapa Paling Cepat dan Siapa Tertinggal?

Berikut daftar kecepatan internet tetap (fixed broadband) di ASEAN menurut Speedtest (April 2025):

Negara Kecepatan Internet (Mbps)
🇲🇾 Malaysia 144,5
🇹🇭 Thailand 135,9
🇸🇬 Singapura 130,1
🇻🇳 Vietnam 95,2
🇧🇳 Brunei 84,6
🇰🇭 Kamboja 43,8
🇱🇦 Laos 38,7
🇵🇭 Filipina 34,2
🇮🇩 Indonesia 27,3
🇲🇲 Myanmar 22,1

Mengapa RI Ketinggalan?

Beberapa faktor utama yang menjadikan Indonesia tertinggal dalam hal kecepatan internet:

  • Infrastruktur belum merata, terutama di luar Pulau Jawa

  • Minimnya persaingan antar penyedia layanan internet

  • Biaya investasi jaringan fiber optik yang mahal

  • Ketergantungan pada jaringan nirkabel (wireless) di banyak wilayah rural

“Pemerintah sudah memulai proyek seperti Palapa Ring, tapi realisasi dan pemanfaatannya belum maksimal,” jelas Dwi Rachmawati, dosen dan peneliti ICT dari Universitas Indonesia.

Dampaknya: Dari UMKM Tersendat Hingga E-Learning Terhambat

Koneksi lambat bukan hanya masalah teknis, tapi berdampak langsung ke ekonomi dan pendidikan.
Menurut survei APJII (2025):

  • 70% pengguna di luar Jawa mengalami koneksi tidak stabil saat streaming

  • 65% pelajar mengeluhkan kesulitan mengakses platform e-learning saat jam sibuk

Hal ini bisa membuat UMKM digital dan sektor pendidikan berbasis internet kehilangan daya saing.

Malaysia Jadi Contoh: Regulasi & Investasi yang Jelas

Apa yang dilakukan Malaysia untuk melesat jauh?

  • Program nasional JENDELA (Jalinan Digital Negara)

  • Investasi besar pada fiber optik dan 5G

  • Subsidi untuk rumah tangga agar mendapatkan internet cepat

  • Kebijakan minimum speed guarantee dari ISP

“Kami tak ingin ada warga yang tertinggal dalam revolusi digital,” ujar Tan Sri Annuar Musa, mantan Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia.

Apa Langkah Strategis untuk Indonesia?

Untuk mengejar ketertinggalan, berikut langkah yang bisa ditempuh:

  • Dorong kompetisi antar ISP lokal dan nasional

  • Berikan insentif investasi untuk pembangunan fiber di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar)

  • Percepat perluasan jaringan 5G secara merata, bukan hanya kota besar

  • Transparansi tarif dan layanan dari ISP kepada konsumen

Respon Netizen: “Kalah Sama Kamboja, Malu Banget!”

Kabar ketertinggalan Indonesia memicu berbagai reaksi netizen:

“Internet mahal, lemot, dan suka putus. 2025 masa kayak gini?” – komentar pengguna X (Twitter)
“Kamboja bisa lebih cepat, kita kapan?” – tulis akun Reddit lokal
“ISP tiap tahun naik harga, tapi kecepatan gitu-gitu aja.” – ujar pengguna forum Kaskus

Keluhan warganet mencerminkan realitas sehari-hari yang masih jauh dari ideal.


Akankah Indonesia Mampu Menyusul?

Dengan potensi pasar digital terbesar di ASEAN, Indonesia seharusnya mampu bersaing. Namun, tanpa percepatan infrastruktur, regulasi tegas, dan komitmen untuk pemerataan, ketimpangan ini bisa menjadi hambatan besar menuju visi Indonesia Digital 2045.


FAQ – Kesenjangan Kecepatan Internet di ASEAN

Q: Negara mana yang memiliki internet tercepat di ASEAN saat ini?
A: Malaysia, dengan kecepatan 144,5 Mbps (fixed broadband).

Q: Mengapa kecepatan internet Indonesia sangat rendah dibanding negara tetangga?
A: Karena infrastruktur belum merata, minim kompetisi ISP, dan masih banyak daerah bergantung pada jaringan nirkabel.

Q: Apa dampaknya bagi masyarakat?
A: Menghambat e-learning, kerja jarak jauh, pertumbuhan UMKM digital, dan daya saing global.

Q: Apa program pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan peningkatan internet?
A: Proyek Palapa Ring, perluasan jaringan fiber, serta rencana adopsi 5G.

Q: Apa yang bisa dipelajari dari Malaysia?
A: Malaysia berhasil melalui kombinasi investasi besar, subsidi, dan regulasi tegas terhadap ISP.


Tetap ikuti Mimedia.biz.id untuk update terbaru seputar teknologi digital, infrastruktur, dan perkembangan dunia internet di kawasan Asia Tenggara. Aktifkan notifikasi agar tidak ketinggalan berita penting lainnya


Post a Comment for "Malaysia Terbang, Indonesia Terpuruk: Kesenjangan Internet ASEAN Makin Lebar?"