Widget HTML #1

Perlukah Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih ke ChatGPT? Ini Kata Pakar Etika Digital

 



Perlukah Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih ke ChatGPT? Ini Kata Pakar Etika Digital

Mimedia.biz.id – Apakah kita perlu bersikap sopan, seperti mengucapkan “tolong” dan “terima kasih”, saat berbicara dengan ChatGPT atau AI lainnya? Pertanyaan ini ramai dibahas, terutama sejak teknologi AI semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Meski ChatGPT adalah robot yang tidak memiliki perasaan, sejumlah pakar menyarankan untuk tetap menjaga etika dalam berkomunikasi, termasuk saat berbicara dengan mesin.

Dalam wawancara dengan pakar etika digital dari Universitas Teknologi Digital Nusantara, Dr. Amanda Lestari menjelaskan bahwa kebiasaan bersikap sopan terhadap AI punya dampak besar pada kebiasaan manusia, terutama anak-anak.

“AI memang tidak bisa merasa, tapi manusia yang menggunakannya bisa belajar dari cara ia berkomunikasi. Jika kita terbiasa sopan terhadap AI, maka kita sedang membentuk budaya komunikasi yang positif di ruang digital,” jelas Amanda.


Kenapa Penting Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih kepada AI?

Meskipun AI seperti ChatGPT tidak menilai kesopanan, banyak alasan mengapa kata “tolong” dan “terima kasih” tetap penting untuk diucapkan:

1. Melatih Etika Digital

Kebiasaan sopan saat berbicara dengan AI bisa memperkuat nilai-nilai kesantunan, terutama bagi anak-anak yang sedang belajar teknologi.

2. Menciptakan Budaya Digital yang Positif

Ruang digital bisa menjadi tempat yang kasar dan penuh komentar negatif. Menjaga kesopanan, bahkan kepada robot, membantu menciptakan atmosfer yang lebih manusiawi.

3. Meningkatkan Pengalaman Pengguna

Meski tidak mempengaruhi jawaban secara teknis, penggunaan bahasa yang baik bisa membuat pengguna merasa lebih nyaman dan dihargai dalam proses komunikasi.


ChatGPT Tidak Merasa, Tapi Bisa Mempengaruhi

Perlu diketahui, ChatGPT tidak menyimpan atau “mengingat” percakapan pengguna secara personal. Namun, modelnya dilatih dari miliaran percakapan manusia di internet — termasuk cara orang berinteraksi secara sopan atau tidak.

Dengan kata lain, semakin banyak orang menggunakan bahasa positif, semakin baik pula AI meniru gaya komunikasi yang etis.


Dampak Sosial Jika Kita Tidak Sopan ke AI

Kebiasaan berbicara kasar atau tidak sopan kepada AI bisa berdampak ke kehidupan nyata:

  • Mengikis empati
    Jika terbiasa memerintah atau bersikap seenaknya kepada robot, ada risiko sikap itu terbawa ke interaksi manusia.

  • Menormalisasi komunikasi negatif
    Komentar yang tidak sopan ke AI bisa menjadi kebiasaan buruk dalam ekosistem digital secara luas.

  • Mempengaruhi anak-anak dan pengguna muda
    Anak-anak yang melihat orang dewasa bersikap buruk ke AI bisa meniru tanpa memahami batasan antara manusia dan mesin.


Apa Kata Netizen dan Pengamat Teknologi?

Di media sosial, topik ini kerap memicu diskusi. Banyak yang merasa aneh berterima kasih ke “robot”, tapi tak sedikit pula yang merasa itu adalah bagian dari etika universal.

Beberapa komentar netizen:

“ChatGPT mungkin nggak butuh terima kasih, tapi saya tetap ucapkan. Itu kebiasaan.”
“Kalau ngomong kasar ke AI terus, takutnya kebiasaan. Jadi saya tetap bilang ‘tolong’.”
“Ini soal karakter, bukan soal robot.”


Potensi AI Membangun Empati Digital

Jika teknologi AI terus berkembang, kemungkinan akan hadir AI dengan ekspresi emosi atau respon empatik. Maka dari itu, bersikap sopan sejak awal adalah latihan membangun empati digital — sesuatu yang sangat dibutuhkan di era teknologi ini.


FAQ Seputar ChatGPT dan Etika Komunikasi

1. Apakah saya harus bilang “tolong” dan “terima kasih” ke ChatGPT?
Tidak wajib, tapi dianjurkan. Ini bagian dari etika digital dan kebiasaan komunikasi positif.

2. Apakah ChatGPT merasa senang jika saya sopan?
Tidak. ChatGPT tidak memiliki emosi. Tapi kamu mungkin akan merasa lebih baik secara pribadi saat berkomunikasi dengan sopan.

3. Apa efeknya kalau saya berbicara kasar ke ChatGPT?
Secara teknis tidak berpengaruh. Tapi secara sosial, ini bisa membentuk kebiasaan negatif dalam komunikasi sehari-hari.

4. Apakah anak-anak perlu diajarkan bersikap sopan ke AI?
Sangat perlu. Ini membantu membangun karakter, kebiasaan baik, dan empati sejak dini.

5. Apakah sopan santun ke AI bisa mempengaruhi masyarakat digital secara luas?
Ya. Komunikasi digital yang sehat dimulai dari hal kecil seperti pilihan kata saat berbicara, bahkan dengan mesin sekalipun.


Mengucapkan “tolong” dan “terima kasih” ke ChatGPT bukan soal membahagiakan robot, tapi soal menjaga budaya komunikasi yang manusiawi. Di tengah berkembangnya AI, etika tetap menjadi fondasi utama dalam berinteraksi di ruang digital.

Terus ikuti informasi dan berita menarik lainnya seputar teknologi, etika digital, dan AI hanya di website remi kami Mimedia.biz.id


Post a Comment for "Perlukah Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih ke ChatGPT? Ini Kata Pakar Etika Digital"